Piala Oscar: Film Peraih Efek Visual Terbaik Dari Masa Ke Masa
Galuh Mustika View: 5591Ajang penghargaan Academy Awards tak hanya sekedar apresiasi untuk para sutradara, aktris, aktor, dan penulis naskah terbaik saja. Walaupun daftar nominasi utama tak pernah keluar dari lingkup Best Picture, Best Director, Best Actor, dan semacamnya, namun Piala Oscar nyatanya juga dipersembahkan di kategori yang mungkin dianggap remeh oleh sebagian besar sineas perfilman.
Ada nominasi untuk tata kostum, desain, dan make up terbaik yang umumnya dikesampingkan dalam berbagai pemberitaan mengenai Oscar. Kategori Best Visual Effects yang menganugerahkan penghargaan tertinggi pada film dengan efek visual terbaik pun tak luput dari daftar nominasi yang hanya menjadi pelengkap di acara-acara penghargaan Academy Awards. Padahal, kehebatan efek visual, apalagi jika dikombinasikan dengan plot, akting, dan penyutradaraan yang apik, akan lebih mampu membuat sebuah film meninggalkan kesan mendalam untuk para penontonnya.
Kali ini, kita akan menelusuri seperti apa film-film pemenang Best Visual Effects dalam sejarah Oscar. Karena yang dibicarakan di sini adalah tentang "efek" dan "visual", maka tak akan sempurna jika kita tidak melihat langsung seperti apa evolusi kecanggihan efek visual dalam sejarah perfilman Hollywood. Untuk itu, langsung saja kita saksikan video kompilasi di bawah ini:
Mulai dari visual kuda terbang di The Thief in Baghdad (1940) hingga efek penjelajahan luar angkasa di Interstellar (2014), rangkuman film dalam video di atas telah memberikan kilasan menarik yang menampilkan bagaimana teknologi efek visual telah begitu pesatnya berkembang di dunia perfilman. Sejarah kategori penghargaan Best Visual Effects dimulai pada tahun 1929 dengan nama Best Engineering Effects, dimana film Wings karya Roy Pomeroy keluar sebagai pemenang utama. Sejak saat itu, berbagai film yang memenangkan efek visual terbaik terus bermunculan dari tahun ke tahun dengan teknologi dan tampilan yang semakin mengesankan saja.
Tak Hanya Soal Visual
Meskipun tidak menjadi kategori utama, Best Visual Effects tak lantas hanya dimenangi oleh film-film yang tak mendapat pujian kritik dan hanya mementingkan segi visual saja. Beberapa peraih Best Picture tercatat pernah memenangkan penghargaan di kategori ini, seperti Forrest Gump (1994), Titanic (1997), Gladiator (2000), dan The Lord of the Rings: The Return of the King (2003).
Sinema-sinema terkenal yang menjadi favorit banyak penikmat film juga tak ketinggalan mencatatkan namanya dalam daftar pemenang. The War of the Worlds (1953), Mary Poppins (1964), dan E.T. the Extra Terrestrial (1982) adalah contoh-contoh film klasik yang hingga kini masih banyak disukai penggemar film. Sementara itu, film-film blockbuster seperti seri Star Wars, Jurassic Park (1993), dan The Matrix (1999) juga masuk dalam daftar pemenang Best Visual Effects di masa lalu.
Walaupun kerap dinilai tak lebih penting dari kesinambungan cerita, kualitas penyutradaraan, ataupun performa akting, efek visual tak dapat dipungkiri juga memiliki peranan vital dalam menyajikan kemasan film yang berkualitas. Dalam perkembangannya, fungsi efek visual tak hanya mendukung setting cerita, tapi juga mengantarkan penonton untuk mendapat pengalaman terbaik saat menyaksikan sebuah film.
Sejak tahun 1950-an kita telah dimanjakan dengan usaha terbaik Hollywood dalam mengantarkan penontonnya berpetualang di luar angkasa lewat 2001: A Space Odyssey (1968) dan menyelami kedalaman samudera melalui 20,000 Leagues Under the Sea (1954). Bayangkan saja bila film-film hebat seperti franchise The Lord of the Rings, Avatar (2010), dan Inception (2011) tak didukung oleh efek visual maha dahsyat. Bukan cuma beresiko kehilangan gelar Best Visual Effects, kualitas film-film tersebut secara keseluruhan juga dapat berkurang karena esensi cerita yang tak tersampaikan dengan baik.
Bagaimana Dengan Tahun 2016?
Tahun 2016, kategori Best Visual Effects kembali dipenuhi dengan deretan film-film pengusung teknologi visual yang kualitasnya sudah tak diragukan lagi. Ex Machina, Mad Max: Fury Road, The Martian, The Revenant, dan Star Wars: The Force Awakens turut berkompetisi memperebutkan gelar terbaik dalam kategori ini
Dalam ajang penghargaan film yang paling mendekati Oscar, Piala BAFTA 2016, Mad Max: Fury Road berhasil keluar sebagai pemenang mengalahkan pesaing lainnya. Film itu bahkan juga unggul di beberapa kategori lain seperti Production Design, Costume Design, dan Make Up and Hair. Cakupan prestasi tersebut lantas berlanjut di Academy Awards. Film yang dibintangi Tom Hardy dan Charlize Teron itu menang besardi 6 kategori sekaligus; Costume Design, Film Editing, Makeup and Hairstyling, Production Design, Sound Editing, dan Sound Mixing. Namun sayang, Mad Max: Fury Road justru gagal meraih piala Best Visual Effect yang justru dipersembahkan untuk Ex Machina.