Ghost In The Shell Panen Protes Setelah Rilis Daftar Pemain
Anna Muttaqien View: 4654Paramount Pictures dan Dreamworks mengungkap jajaran casting pemain dan staf produksi bagi film live action Ghost In The Shell versi Hollywood yang dibintangi oleh Scarlett Johansson.
Pengambilan foto awal sudah dimulai di New Zealand sejak bulan Januari; diantaranya menghasilkan profil Johansson sebagai Motoko seperti nampak pada foto diatas. Namun, sebelumnya baru empat aktor yang sudah diketahui posisinya, yaitu Scarlett Johansson (The Avengers, Captain America: The Winter Soldier) sebagai protagonis Mayor Motoko Kusanagi, Pilou Asbæk (The Whistleblower, Game of Thrones) sebagai sidekick-nya Batou, Michael Pitt (Hannibal, Criminal) sebagai tokoh antagonis The Laughing Man, serta raja benteng Takeshi sebagai Daisuke Aramaki, atasan Motoko.
Pemain Pendukung
Disamping mereka berempat, kini diketahui aktris Perancis Juliette Binoche (Godzilla 2014, Chocolat) akan memerankan tokoh Dr. Ouelet. Kaori Momoi, pemeran sang "mama" mucikari di Memoirs of A Geisha, juga dikabarkan akan menjadi salah satu pemain pendukung. Anggota Section 9 yang dikomandoi Motoko pun telah diputuskan, diantaranya Chin Han (Independence Day: Resurgence), Danusia Samal (Tyrant), Lasarus Ratuere (Terra Nova), Yutaka Izumihara (Unbroken), Tuwanda Manyimo (The Rover).
Sedangkan staf produksi yang telah dikonfirmasi meliputi sinematografer Jess Hall, editor Neil Smith yang sebelumnya bekerjasama dengan sang sutradara Rupert Sanders dalam Snow White And The Huntsman, desainer produksi Jan Roefls (Fast & Furious 6), serta desainer kostum Kurt Swanson dan Bart Mueller yang sebelumnya menggarap The Hunger Games: Mockingjay.
Badai Protes
Namun demikian, banyak fans dan pemerhati Ghost In The Shell merasa kecewa dengan casting pemain yang dianggap "whitewashing", berikut juga pemilihan Rupert Sanders sebagai sutradara. Motoko Kusanagi, sesuai dengan namanya, merupakan orang Jepang, dan banyak yang menganggap kalau ia semestinya tidak diperankan oleh Johansson. Saking banyaknya yang memprotes, sampai-sampai Twitter hari ini diramaikan oleh hashtag #whitewash, dengan beberapa orang menunjuk pada "hobi" Hollywood melakukan whitewash dengan menempatkan jajaran pemain kulit putih di film adaptasi anime manga.
It's predictable, what with their need to whitewash every damn thing, but I'm really disappointed with casting for Ghost in the Shell.
— Scribbeetle (@SignBeetle) April 15, 2016
im so angry about ghost in the shell. "hey i have an idea! lets whitewash the cast!!! why use asian actors when we could use white ones?"
— finny (@holehorse) April 14, 2016
It's pretty disheartening how they're gonna whitewash Akira and Ghost in the Shell.
— Dane Dehann (@llkoolmike) February 27, 2016
News:Ghost in the Shell movie coming soon.
— Nahum Robledo (@nahum_robledo) April 15, 2016
Me: YES!
News: Main characters are white.
Me: God damn it#whitewash pic.twitter.com/wLNFb4CLMI
Stop whitewashing movies! Let a real Asian actors and actresses lead Ghost in the Shell! Its our freaking childhood #whitewash #badchoise
— Liezel Felicilda (@CrimsomBlue) April 15, 2016
Good Idea: Make a Ghost in the Shell live action movie.
— Lane (@angelicangel360) April 15, 2016
Bad Idea: Whitewash a Ghost in the Shell live action movie.
Berawal dari manga karya Masamune Shirow, Ghost In The Shell telah diangkat menjadi beberapa musim anime, film anime, dan seri reboot. Dreamworks membeli hak atas film live action Ghost In The Shell pada tahun 2008 dari penerbit Kodansha dan studio animasi Production IG. Manga dan anime dalam franchise ini telah menikmati popularitas luar biasa besar di Jepang dan dunia internasional; bahkan Wachowski bersaudara pun mengatakan bahwa karya fenomenal mereka, The Matrix, terinspirasi oleh anime Ghost In The Shell arahan Mamoru Oshii.
Produser live action versi Hollywood ini, Ari Arad, Avi Arad, dan Steven Paul (Ghost Rider: Spirit of Vengeance), optimis akan prospeknya ke depan dengan menjadwalkan premier tanggal 31 Maret 2017. Akan tetapi, fans telah trauma akan film live action adaptasi manga lainnya seperti Dragon Ball Evolution yang dianggap mengecewakan, sehingga ketika melihat Hollywood melakukan whitewashing lagi pada seri favorit dari negeri Sakura, mereka pun langsung ramai-ramai protes.