10 Film Terbaik Di Paruh Pertama 2016

Galuh Mustika View: 5324

Sejak Januari hingga menjelang musim panas 2016, telah banyak film barat beredar dan bersaing memperebutkan posisi teratas Box Office. Ada yang sukses memenuhi ekspektasi seperti Captain America: Civil War, ada pula yang membuat kejutan dengan menorehkan sukses tak terduga seperti Zootopia dan Deadpool. Sebaliknya, beberapa franchise besar seperti The Divergent Series: Allegiant dan The Huntsman: Winter's War justru tampil mengecewakan.

Terlepas dari performa Box Office, berbagai pengamat film telah menjatuhkan pilihan pada film-film tertentu yang dianggap berkualitas prima di semester pertama 2016. Dirangkum dari ulasan 8 media ternama (Indiewire, Rolling Stone, The Guardian, Roger Ebert, Chicago Tribune, Entertainment Weekly, Yahoo! Movies, Time) dan 2 situs agregator kritik (Rotten Tomatoes dan Metacritic), inilah 10 film barat terbaik versi kritikus:

10. Hail, Caesar!

Mengungkap sepak terjang Eddie Mannix, seorang "fixer" yang bertugas membereskan segala skandal gelap bintang Hollywood di era 1950-an, Hail, Caesar! segera menjadi favorit para kritikus setelah rilisnya. Meski tak meraih hasil gemilang di Box Office akibat gagal bersaing dengan Kung Fu Panda 3, Hail, Caesar! dipuji karena sentuhan komedi, performa pemain, dan sindiran-sindiran menggelitiknya untuk industri Hollywood di masa setelah Perang Dunia II.

Film yang disutradarai Ethan dan Joel Coen ini bertabur bintang-bintang top Hollywood seperti Josh Brolin, George Clooney, Channing Tatum, Scarlett Johansson, Tilda Swinton, Jonah Hill, dan aktor muda Alden Ehrenreich yang bakal memerankan Han Solo di spin-off Star Wars. Peter Travers dari Rolling Stone dan kritikus-kritikus dari situs RogerEbert.com mengakui Hail, Caesar! sebagai film awal tahun yang dikemas apik. The Guardian pun tak absen menyertakan Hail, Caesar! dalam daftar film terbaiknya di tahun 2016.

9. Love & Friendship

"Jika Oscar dibagikan sekarang, Beckinsale akan mendapat dukungan saya untuk Best Actress.." demikian ungkap Peter Travers dalam tulisannya mengenai aksi bintang Pearl Harbor dan Underworld itu dalam Love & Friendship. Tak cuma dikagumi karena kebolehan Kate Beckinsale, film adaptasi novel Jane Austen itu juga disegani karena kemampuan Whit Stillman, sang sutradara, dalam menggubah Love & Friendship menjadi karya sinematik modern dan "nakal", sekaligus berhasil mempertahankan unsur klasik dari cerita aslinya.


Love & Friendship sendiri bercerita tentang Lady Susan yang berkomplot dengan Alicia Johnson, teman Amerika-nya untuk mencari pasangan bagi putrinya dan dirinya sendiri. Kombinasi Beckinsale dan Chloe Sevigny dalam memerankan tokoh Lady Susan dan Alicia dinilai sangat meyakinkan. Inilah mengapa Love & Friendship terpilih sebagai salah satu sinema paling berkualitas di paruh pertama 2016, tentunya selain karena skor mengesankan di Rotten Tomatoes (99%) dan Metacritic (87/100).

8. Weiner

Di urutan ke-8, ada Weiner yang menjuarai daftar film terbaik Indiewire. Film dokumenter yang memenangkan Grand Jury Prize di Festival Film Sundance 2016 ini menyorot Anthony Weiner, mantan anggota Kongres yang mengundurkan diri setelah foto memalukannya terungkap di media sosial. Di tahun 2013, ia mencoba kembali membangun karir politiknya dengan mencalonkan diri sebagai Wali Kota New York City. Namun tak lama setelah memasuki periode kampanye, bukti-bukti memalukan tentang dirinya kembali merebak dan menghancurkan kesempatannya untuk menduduki kursi Wali Kota.


Weiner tak cuma dianggap impresif karena sisi realistisnya dalam menghadirkan krisis kampanye dari calon yang sedang kalah, tapi juga pelajaran-pelajaran berharga mengenai harapan dan keangkuhan. Entertainment Weekly secara unik menyebut Weiner membawakan ceritanya dengan gaya tragedi ala Shakespeare yang dramatis. Pengamat film dari Yahoo! Movies dan Roger Ebert pun tak luput menaruh perhatian pada Weiner. Mereka sama-sama menyebut film garapan Josh Kriegman dan Elyse Steinberg itu sebagai kuda hitam yang layak menempati jajaran film terbaik, bersaing dengan sinema-sinema blockbuster lain di semester pertama tahun ini.

7. Everybody Wants Some!!

Setelah menyutradari Boyhood (2014) yang secara fenomenal telah menghabiskan waktu 12 tahun dalam proses pengambilan gambarnya, Richard Linklater kembali dengan film drama komedi berjudul Everybody Wants Some!!. Sinema ini bertutur tentang sekelompok mahasiswa yang menjadi pemain baseball di sebuah Universitas kecil di Texas.


Tak ada konflik rumit dalam film ini, namun banyak kritik mengagumi kemampuan Linklater dalam menyulap film sederhana menjadi tontonan menyenangkan dan penuh nilai kemanusiaan. Peter Travers menyukai bagaimana kebebasan dan masa depan dibahas tuntas dalam film ini, sementara Anne Thompson dari Indiewire mencermati setiap bagian kecil di Everybody Wants Some!! yang disusupi oleh beragam unsur filosofis. Lebih dari sekedar film drama komedi, Everybody Wants Some!! sebenarnya menjadi semi-sekuel dari film Linklater lain, Dazed and Confused yang rilis tahun 1993.


6. The Lobster

Jika biasanya kata absurd cuma dipakai untuk menggambarkan jalan cerita yang sulit dicerna, maka lain halnya dengan konsep film The Lobster. Film garapan sutradara Yorgos Lanthimos ini terang-terangan mengangkat genre absurdist distopyan comedy-drama. Ceritanya saja bersetting di suatu dunia dimana setiap pria dan wanita single akan berubah jadi hewan jika dalam 45 hari tak mendapat pasangan. Si lobster dalam film ini merujuk pada penjelmaan dari sang tokoh utama, David, yang baru saja ditinggalkan istrinya. Ia pun dituntut untuk segera mencari pasangan baru agar tak bertransformasi menjadi lobster.

Meski terdengar konyol, capaian prestasi The Lobster tak bisa dipandang sebelah mata. Film yang ternyata dibintangi nama-nama tenar seperti Colin Farrell dan Rachel Weisz ini berhasil memenangkan Jury Prize dalam kompetisi Palm d'Or di Festival Film Cannes. Tak cukup sampai di situ, berbagai media hiburan ramai-ramai melabeli The Lobster sebagai salah satu film terbaik 2016. Entertainment Weekly bahkan mengangkat film ini sebagai pemuncak posisi di daftar terkait. Apa yang membuat para kritikus terkesan dengan film ini adalah bagaimana cara sang sutradara menampilkan tokoh David sebagai karakter anti-hero yang berupaya mendobrak aturan. Diakui sebagai karya satir yang brilian, The Lobster juga disanjung karena plot yang secara mengejutkan sanggup bertransisi dari sekedar kritik sosial menjadi sebuah kisah percintaan.

5. The Witch

The Conjuring 2 boleh jadi memanen sukses Box Office dan menjadi pilihan mainstream, namun film horor favorit para kritikus di paruh pertama tahun ini jatuh pada The Witch. Berlatar di New England era 1630-an, film ini menuturkan kisah keluarga yang diasingkan ke pinggir hutan setelah berselisih paham dengan para pemimpin desa. Tak lama setelah hidup menyendiri, gangguan demi gangguan aneh mulai menghantui keluarga itu. Berawal dari hilangnya anak bungsu mereka, hingga salah satu anak lain meninggal karena sakit misterius, keluarga itu perlahan-lahan dilanda histeria yang berujung maut.

Time menjagokan The Witch dalam urutan teratas di daftar film terbaiknya, dan para kritikus Roger Ebert paling sering menyebut The Witch dalam ulasan positif mereka. Film ini tak didukung nama bintang populer Hollywood, namun disegani karena sinematografi, emosi yang dibawakan, serta kemampuan para pembuat film dalam menyentuh persoalan supranatural, religi, paranoia, juga kemunculan iblis dalam sosok "Black Phillip" yang menjadi simpul utama di film ini. Tak tanggung-tanggung, Indiewire bahkan menyebut The Witch sebagai film paling mengerikan sepanjang sejarah.
 

4. The Jungle Book

Hampir setiap pengunjung bioskop yang rajin mengikuti rilis film di tahun 2016 tak akan menampik jika The Jungle Book layak mendapat tempat di daftar film terbaik tahun ini. Meski sudah diadaptasi berulang kali, kisah Mowgli si anak hutan tetap memikat untuk disimak. Kerjasama Disney dengan Jon Favreau diakui kritik mampu memaksimalkan potensi CGI sebagai jembatan visual antara fantasi dan realita. Meski diacuhkan Indiewire dan Roger Ebert, The Jungle Book konsisten muncul dalam koleksi film terbaik 2016 versi Entertainment Weekly, Time, The Guardian, Chicago Tribune, dan Rotten Tomatoes.


Tak cuma pujian kritik, kualitas The Jungle Book juga diamini para penggemar film secara umum, terbukti dengan Box Office sebesar 938 juta USD yang telah dikumpulkannya. Film ini dipenuhi jajaran artis papan atas Hollywood seperti Bill Murray, Ben Kingsley, Idris Elba, Lupita Nyong'o, Scarlett Johansson, Giancarlo Esposito, dan Christopher Walken.

Baca Juga: Review Film The Jungle Book - Main Ke Hutan Tanpa Masuk Hutan


3. Captain America: Civil War

Secara mengejutkan, penghuni posisi 3 adalah film superhero berbudget besar yang pada umumnya tak begitu diperhitungkan para kritikus. Tapi kali ini, Captain America: Civil War berhasil merangsek ke posisi elit berbagai media hiburan, seperti Rolling Stone, The Guardian, dan Chicago Tribune. Dari berbagai pilihan film bergenre serupa yang sudah membanjiri bioskop-bioskop di semester pertama tahun ini, Omer Mozaffar dari RogerEbert.com menunjuk Civil War sebagai pemenang. Sebenarnya, apa yang membuat film mainstream ini berhasil memikat para pengamat film?

Dikutip dari Entertainment Weekly, Captain America: Civil War merupakan film Avengers terbaik yang tak cuma menampilkan perselisihan dalam tubuh tim superhero itu. Anthony dan Joe Russo dinilai sukses mengeksplorasi karakter-karakter lama sekaligus memperkenalkan tokoh baru. Ada kompleksitas dalam plot cerita yang  mampu memuaskan fans juga kritikus. Yahoo! Movies bahkan menyebut Civil War sebagai sajian berkelas nan meyakinkan. Hampir mirip dengan The Jungle Book yang mendapat torehan apik di Box Office, Captain America: Civil War juga memperoleh acungan jempol dari para penggemar film. Sinema yang menampilkan perseteruan tim Captain America dan Iron Man itu bahkan menjadi film pertama di tahun 2016 yang berhasil meraih 1 milyar USD.

2. Sing Street

Setelah keberhasilan Once (2007) dan Begin Again (2013) yang melambungkan soundtrack populer "Lost Stars", wajar jika karya musikal terbaru dari sutradara John Carney selalu dinanti. Sosok tersebut kemudian menjawab antisipasi publik dengan menelurkan Sing Street di tahun 2016, yang bisa dibilang sama sekali tak mengecewakan kritik. Film itu berkisah tentang seorang siswa yang terinspirasi membentuk band untuk memikat gadis pujaannya. Di luar dugaan, ia berhasil mengumpulkan personel-personel berbakat, hingga akhirnya ia serius ingin merintis karir sebagai musisi.

Diluncurkan dengan tampilan khas film berbudget rendah, Sing Street mampu mempertemukan romansa anak muda dan fanatisme terhadap musik dengan begitu baik. Selain itu, ada pula kombinasi antara konflik keluarga, masalah bullying, dan sedikit persoalan urbanisasi yang dibawakan dengan ringan namun berkesan. Tak lupa, John Carney menanamkan ideologi musik yang tak pernah absen di film-film musikal suksesnya, kali ini dengan pendekatan yang lebih terfokus pada genre rock & roll era 1980-an.

Daftar Spesial

Sebelum mengumumkan penghuni posisi puncak, kita akan berhenti sejenak untuk "memberi penghormatan khusus" pada beberapa film bagus lain yang tak masuk daftar 10 besar, namun terlalu istimewa untuk dikesampingkan begitu saja. Krisha dan De Palma menjadi dua film pertama yang cukup menonjol untuk bisa disebutkan di daftar spesial ini. Ada pula Deadpool, The Nice Guys, dan Midnight Special yang kerap mendapat perhatian khusus dari para pengamat film. Sementara itu, genre thriller menyumbang 3 nama; The Invitation, 10 Cloverfield Lane, dan film mendiang Anton Yelchin, Green Room.

1. Zootopia

Jawara yang memuncaki deretan film-film hebat sebelumnya, tak lain dan tak bukan adalah sinema animasi yang "menggegerkan" Box Office dunia sekaligus ulasan kritik, Zootopia. Dirilis pasca musim Oscar, Zootopia pada awalnya tak banyak diharapkan dapat memberi kejutan positif. Namun film Disney ini mampu mencapai prestasi fenomenal yang menggabungkan kombinasi sempurna antara keberhasilan Box Office dan pengakuan kritik. Saat ini, Zootopia sudah menghimpun lebih dari 1 milyar USD dan menjadi film animasi pertama yang melampaui angka tersebut di tahun 2016. Selain dirating "certified fresh" di Rotten Tomatoes (98%), Zootopia memanen pujian dari berbagai pengamat film dan media populer.

Bercerita tentang perjuangan seekor kelinci untuk menjadi petugas kepolisian yang diakui, Zootopia banyak memasukkan pelajaran berharga tentang sikap diskriminatif, stereotyping, dan toleransi. Pesan moral yang sekilas berat itu nyatanya mampu dibawakan dengan ringan dan menyenangkan, khas komedi film animasi Disney yang banyak digemari penonton film dari semua kalangan. Inilah yang membuat banyak pengamat terkesan akan kehebatan Zootopia. Chicago Tribune mendeskripsikan Zootopia sebagai film animasi hewan yang "manusiawi", lengkap dengan plot terbaik dan hikmah mendalam. Sementara itu, Time terkagum-kagum dengan bagaimana Zootopia mampu menjadi lebih dari sekedar film animasi anak-anak yang biasanya cuma mengajarkan kerja keras dan niat baik semata.

Akhir Kata

Jika dicermati lagi, 4 film teratas (kecuali Sing Street) tak cuma diakui kualitasnya, tapi juga meraih hasil gemilang di Box Office. Pada akhirnya, film favorit kritik memang layak diakui, namun film yang berhasil mempertemukan selera kritikus dengan pilihan penonton secara umum, cenderung mendapat tempat yang lebih baik. The Jungle Book, Captain America: Civil War, dan Zootopia dalam hal ini telah membuktikan bahwa film terbaik versi kritikus tak selalu bertentangan dengan favorit pecinta film mainstream. Nah, bagaimana dengan hasil pengamatan Anda? Setujukah dengan daftar film di atas?

Galuh Mustika

Penggemar film Barat yang doyan nonton segala genre, terutama petualangan dan fantasi. Pengagum karya-karya David Fincher, Christopher Nolan, Guillermo Del Toro, Steven Spielberg, dan Bong Joon-ho. Secara tak terduga juga suka perhatian sama drama dan film Korea. Hasilnya? Still try finding the best of both worlds.

Lihat profil selengkapnya






Artikel Lain
Review Film




Berita Popular




Review Pembaca
ivan menulis "."
Di Review Film HIGH & LOW THE MOVIE 3: Final Mission >>
kevin menulis "ini di indo perkiraan masuk kapan ya "
Di Review Film HIGH & LOW THE MOVIE 3: Final Mission >>
Jakli Blythe menulis "katnya bluraynya mau keluar bulan februari lah sekaranh udah maret masih blom kluar juga hadeh"
Di Review Film HIGH & LOW THE MOVIE 2: End Of Sky >>
Dimas yosua cahyo menulis "Gimana yaa cara nonton high & low yg ini,,  saya penasaran sama kelanjutan film nyaa,,  tolong kasih link plis"
Di Review Film HIGH & LOW THE MOVIE 2: End Of Sky >>